Century
Penulis: Sarah Singleton
Alih Bahasa : Poppy Damayanti
Chusfani
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, Juli 2007
Tebal : 248 hal
Mercy dan
adiknya tinggal di dunia yang remang-remang: tidur saat matahari terbit, dan
bangun saat matahari terbenam. Rumah mereka pun diselimuti musim dingin tak
berkesudahan.
Mercy tidak pernah bertanya pada ayahnya tentang cara hidup mereka---dan penyebabnya---sampai suatu hari ia menemukan di bantalnya sekuntum bunga snowdrop, tanda pertama musim semi.
Pertemuannya dengan Claudius yang misterius mengguncang Mercy dan memulai perjalanan berlikunya menyusuri sejarah keluarga, mengungkapkan fakta-fakta tentang kematian ibunya dan rumah mereka yang membeku dalam waktu.
Mercy tidak pernah bertanya pada ayahnya tentang cara hidup mereka---dan penyebabnya---sampai suatu hari ia menemukan di bantalnya sekuntum bunga snowdrop, tanda pertama musim semi.
Pertemuannya dengan Claudius yang misterius mengguncang Mercy dan memulai perjalanan berlikunya menyusuri sejarah keluarga, mengungkapkan fakta-fakta tentang kematian ibunya dan rumah mereka yang membeku dalam waktu.
Resensi:
Di awal cerita para pembaca dikenalkan dengan Mercy Galliena Verga, seorang gadis yang tinggal di sebuah rumah bernama Century bersama seorang adik, ayahnya, seorang pengasuh, dan seorang pengurus rumah tangga. Selama ini Mercy hidup dengan rutinitas yang monoton dalam keremangan malam dan tanpa ingatan masa lalu. Semuanya berubah saat Mercy menemukan sekuntum bunga snowdrop di bantalnya tanpa mengetahui siapa pelakunya. Seluruh rutinitas kegiatannya pun berubah, terutama setelah dia menemukan sesosok hantu di bawah kolam tertutup es di halamannya. Kemampuan Mercy untuk melihat hantu tersebut mulai membuat orang-orang di sekitarnya merasa terganggu. Bahkan pengasuhnya, Galatea mulai mengawasinya semenjak peristiwa tersebut.
Di awal cerita para pembaca dikenalkan dengan Mercy Galliena Verga, seorang gadis yang tinggal di sebuah rumah bernama Century bersama seorang adik, ayahnya, seorang pengasuh, dan seorang pengurus rumah tangga. Selama ini Mercy hidup dengan rutinitas yang monoton dalam keremangan malam dan tanpa ingatan masa lalu. Semuanya berubah saat Mercy menemukan sekuntum bunga snowdrop di bantalnya tanpa mengetahui siapa pelakunya. Seluruh rutinitas kegiatannya pun berubah, terutama setelah dia menemukan sesosok hantu di bawah kolam tertutup es di halamannya. Kemampuan Mercy untuk melihat hantu tersebut mulai membuat orang-orang di sekitarnya merasa terganggu. Bahkan pengasuhnya, Galatea mulai mengawasinya semenjak peristiwa tersebut.
Mercy sendiri mulai menemukan berbagai kejanggalan dalam hidupnya dan mulai mempertanyakan banyak hal. Mengapa seluruh orang di Century hanya bangun pada malam hari? Berapa lama keluarga Vegra tinggal di Century sejak kepindahan mereka dari Italia? Kenapa musim dingin selalu meliputi Century? Dan mengapa dia dan Charity, adiknya tidak mempunyai ingatan sama sekali tentang kematian ibunya?
Pertemuan Mercy dengan Claudius, seorang pria misterius yang muncul mendadak di gereja tempat tinggalnya semakin membuat gadis itu mulai mencari-cari celah untuk memecahkan misteri masa lalu yang menyelimuti Century. Rasa ingin tahu Mercy yang sangat besar ini membuat ayahnya, Trajan, terusik dan berusaha mencegah Mercy untuk menemukan kebenaran. Bahkan Trajan mengatakan bahwa Claudius berbahaya untuk Mercy. Namun rasa penasaran yang tinggi akan kebenaran membuat gadis itu mengabaikan peringatan tersebut dan nekat berpetualang ke seluruh lapisan masa lalu yang menyelubungi Century selama ini.
Petualangan mencari kebenaran di masa lalu inilah yang menjadi inti cerita di buku ini. Kenyataan pahit yang ditemukan Mercy saat berpetualang tersebut terkait erat dengan sejarah hidup keluarga Vegra, misteri kematian ibunya, dan juga siapa sebenarnya Claudius dan sosok hantu yang ditemuinya di kolam. Kenyataan pahit itulah yang ternyata memaksa Trajan untuk menjadikan Century terjebak dalam lapisan masa lalu agar kedua anaknya tidak mengalami kejadian yang menyakitkan mereka lagi yang merupakan konsekuensi dari segala kesedihan yang dialaminya tersebut.
Walaupun tidak mungkin bisa mengubah masa lalu,
namun Mercy tidak begitu saja menyerah untuk terjebak dalam waktu di Century
seperti yang selama ini dialaminya. Gadis itu berjuang penuh tekad untuk
mengembalikan Century pada waktu yang sebenarnya dengan bantuan adiknya,
Charity.
Akhir cerita yang disajikan buku ini menurutku sepadan dengan seluruh perjuangan Mercy yang harus berlomba dengan waktu untuk memecahkan misteri yang selama ini menyelimuti Century. Kutemukan beberapa typo pada edisi terjemahan ini, namun hal ini tidak terlalu mengganggu jalan cerita secara keseluruhan.
Karakter utama, Mercy, diceritakan penuh rasa ingin tahu dan tidak kenal takut, bahkan pada ancaman ayahnya dan Galatea. Mungkin karena sejak kecil dia bisa melihat hantu, dia bahkan tidak takut menghadapi sosok semenyeramkan apapun. Bahkan saat dia menemukan kebenaran tentang Claudius yang tentu saja membaut bergidik para pembaca. Sementara itu Charity, adiknya digambarkan berkelakuan lebih baik dari Mercy namun juga selalu ingin tahu dan suka mencuri dengar pembicaraan orang-orang di Century. Beberapa peran pendukung seperti Trajan, Galatea, Aurelia, dan Claudius serta sosok masa lalu Techla dan Marietta digambarkan tidak begitu detail namun tepat sesuai porsinya.
Visualisasi rumah kuno dengan kesan misterius di sampul buku sangat cocok dengan suasana gelap dan sunyi yang disajikan di sepanjang cerita. Penempatan judul buku dan nama pengarang di bagian atas sampul terasa pas dan tidak mengganggu penampilan rumah kuno misterius tersebut sehingga semakin memperkuat suasana kosong dan sepi di sampul buku ini.