1.1 PENGERTIAN ETIKA
Istilah Etika berasal
dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan
bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat
tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak,
perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
Menurut Brooks, etika
adalah cabang dari filsafat yang menyelidiki penilaian normatif tentang apakah
perilaku ini benar atau apa yang seharusnya dilakukan. Kebutuhan akan etika
muncul dari keinginan untuk menghindari permasalahan – permasalahan di dunia
nyata.
Kata ‘etika’ dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
1988 – mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :
1. Ilmu tentang apa
yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak);
2. Kumpulan asas atau
nilai yang berkenaan dengan akhlak;
3. Nilai mengenai
benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
4. Etika mencakup
analisis dan penerapan konsep seperti
Opini : Menurut saya etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang
menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yang
menyangkut aturan-aturan atau prinsip- prinsip yang menentukan tingkah laku
yang benar,salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
1.2 PRINSIP-PRINSIP ETIKA
Ada enam prinsip yang
merupakan landasan penting etika, yaitu prinsip keindahan, prinsip persamaan,
prinsip kebaikan, prinsip keadilan, prinsip kebebasan, dan prinsip kebenaran.
Dibawah ini akan
dijelaskan masing-masing dari prinsip-prinsip etika :
·
Prinsip Keindahan
Mendasari segala
sesuatu dengan rasa senang terhadap keindahan dengan menunjukkan sesuatu yang
indah dalam perilakunya. Contoh : dalam berpakaian, berpenampilan, penataan
ruangan, dsb.
·
Prinsip Persamaan
Persamaan terhadap hak
antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta persamaan dalam berbagai
bidang lainnya.
·
Prinsip Kebaikan
Perilaku seseorang
untuk selalu berusaha berbuat kebaikan dalam berinteraksi dengan lingkungannya,
menjunjung nilai-nilai kemanusiaan seperti hormat- menghormati, kasih sayang,
membantu orang lain.
·
Prinsip Keadilan
Prinsip yang mendasari
seseorang untuk bertindak adil dan tidak mengambil sesuatu yang seharusnya
menjadi hak orang lain.
·
Prinsip Kebebasan
Kebebasan setiap manusia
yang mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri
selama itu tidak merugikan atau mengganggu hak-hak orang lain dan harus diikuti
dengan tanggung jawab.
·
Prinsip Kebenaran
Prinsip yang dapat
dibuktikan dan ditunjukkan agar kebenaran itu dapat diyakini oleh individu dan
masyarakat dan bersifat logis/rasional.
Opini : Semua prinsip yang telah diuraikan merupakan prasyarat dasar
dalam pengembangan nilai-nilai etika atau kode etik dalam hubungan
antarindividu, individu dengan masyarakat, dengan pemerintah, dan sebagainya.
Etika yang disusun sebagai aturan hukum yang akan mengatur kehidupan manusia,
masyarakat, organisasi, instansi pemerintah, dan pegawai harus benar-benar
dapat menjamin terciptanya keindahan, persamaan, kebaikan, keadilan, kebebasan,
dan kebenaran bagi setiap orang.
1.3 BASIS TEORI ETIKA
A. Etika Teologi
Berasal dari kata
yunani. Telos berarti tujuan. Mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan
tujuan yang mau dicapai atau berdasarkan akibat dari tindakan tersebut. Aliran
etika teologi terbagi menjadi dua, yaitu :
·
Egoisme etis
Inti pandangan egoisme
adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya untuk mengejar tujuan
pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Egoisme ini baru menjadi serius ketika ia
cenderung menjadi hedonistis, yaitu kebahagiaan dan kepentingan pribadi
diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yang bersifat vulgar.
Contoh Egoisme etis :
A adalah seorang pengusaha muda yang sukses dan dia sangat tekun dalam bekerja.
Namun meski begitu, A adalah seseorang yang pelit dan hanya menggunakan uang
hasil kerja kerasnya untuk bersenang-senang atau kepentingannya sendiri.
·
Utilitarianisme
Menurut teori ini
suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut
bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Prinsip dasar
utilitarianisme adalah :
a. Manfaat terbesar
bagi jumlah orang terbesar diterapkan pada perbuatan
b. Aturan membatasi
diri pada justifikasi aturan-aturan moral
Contoh Utilitarianisme
: B adalah seseorang yang pintar dan rajin belajar. Berkat itu pula, B bisa
mendapatkan beasiswa di universitas terbaik. Namun, B adalah orang yang sangat
baik. Dia tak segan-segan untuk mengajarkan ke temannya bila temannya tidak mengerti
pelajaran yang dipelajari di universitasnya.
B. Deontology
Istilah deontology
berasal dari kata yunani yaitu deon yang berarti kewajiban. Yang menjadi dasar
baik buruknya perbuatan adalah kewajiban. Ada dua prinsip yang harus di penuhi
:
o Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus di jalankan berdasarkan kewajiban
o Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung tercapainya tujuan dari tindakan itu tergantung pada kemauan baik yang mendorong sesorang untuk melakukan tindakan itu, berarti kalaupun tujuan tujuan tidak tercapai tindakan itu sudah dinilai baik.
o Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus di jalankan berdasarkan kewajiban
o Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung tercapainya tujuan dari tindakan itu tergantung pada kemauan baik yang mendorong sesorang untuk melakukan tindakan itu, berarti kalaupun tujuan tujuan tidak tercapai tindakan itu sudah dinilai baik.
Sebagai konsekuensi
dari kedua prinsip tersebut, kewajiban adalah hal yang niscaya dari tindakan
yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral universal.
Contoh Deontology : C
berkeinginan menjadi seorang guru karena dia senang mengajar dan keinginan
tersebut telah tercapai. C menjadi seorang guru di salah satu SMA di dekat
rumahnya. Dan C memiliki kewajiban untuk mendidik anak-anak sekolahnya agar
menjadi anak yang pintar dan berprestasi.
C. Teori Hak
Dalam pemikiran moral
dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang paling banyak
dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Teori
Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan dengan
kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak
didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena
itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.
Contoh Teori Hak : Seorang anak memiliki hak untuk memilih dan menentukan apa mimpi dan cita-cita yang ingin diraih sesuai keinginannya dan bagaimana cara anak tersebut mewujudkannya asal masih dalam hal hal positif.
Contoh Teori Hak : Seorang anak memiliki hak untuk memilih dan menentukan apa mimpi dan cita-cita yang ingin diraih sesuai keinginannya dan bagaimana cara anak tersebut mewujudkannya asal masih dalam hal hal positif.
D. Teori Keutamaan
(Virtue)
Tidak ditanyakan
apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan
sebagainya. Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut : disposisi watak yang
telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik
secara moral.
Contoh Teori Keutamaan
:
a. Kebijaksanaan :
Merupakan suatu keutamaan yang membuat seseorang mengambil keputusan tepat
dalam setiap situasi.
b. Keadilan :
Keutamaan lain yang membuat seseorang selalu memberikan kepada sesama apa yang
menjadi haknya
c. Suka bekerja keras
: Keutamaan yang membuat seseorang mengatasi kecenderungan spontan untuk
bermalas – malasan. Ada banyak keutamaan semacam ini. Seseorang adalah orang
yang baik jika memiliki keutamaan.
d. Hidup yang baik :
Seseorang menjalankan hidup dengan tenang tanpa harus terlalu memikirkan beban
yang sedang dia pikul dengan menikmati hidup.
Opini : Basis teori etika terdiri dari etika teleologi (tujuan),
deontologi (kewajiban), teori hak (pendekatan perilaku), teori keutamaan/virtue
(memandang sikap seseorang). Untuk seorang Akuntan khususnya Audit memiliki
etika sangat penting untuk mempertahankan kualitas kerja yang baik dan benar.
Oleh sebab itu, sebagai seorang Akuntan wajib mengetahui etika yang baik dan
benar, prinsip-prinsipnya serta basis teori etika.
1.4 EGOISME
Egoisme merupakan
motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang hanya
menguntungkan diri sendiri. Egoisme berarti menempatkan diri di tengah satu
tujuan serta tidak peduli dengan penderitaan orang lain, termasuk yang
dicintainya atau yang dianggap sebagai teman dekat. Istilah lainnya adalah
"egois". Lawan dari egoisme adalah altruisme.
Hal ini berkaitan erat
dengan narsisme, atau "mencintai diri sendiri," dan kecenderungan
mungkin untuk berbicara atau menulis tentang diri sendiri dengan rasa sombong
dan panjang lebar. Egoisme dapat hidup berdampingan dengan kepentingannya
sendiri, bahkan pada saat penolakan orang lain. Sombong adalah sifat yang
menggambarkan karakter seseorang yang bertindak untuk memperoleh nilai dalam
jumlah yang lebih banyak daripada yang ia memberikan kepada orang lain. Egoisme
sering dilakukan dengan memanfaatkan altruisme, irasionalitas dan kebodohan
orang laain, serta memanfaatkan kekuatan diri sendiri dan / atau kecerdikan
untuk menipu.
Egoisme berbeda dari
altruisme, atau bertindak untuk mendapatkan nilai kurang dari yang diberikan,
dan egoisme, keyakinan bahwa nilai-nilai lebih didapatkan dari yang boleh
diberikan. Berbagai bentuk "egoisme empiris" bisa sama dengan
egoisme, selama nilai manfaat individu diri sendirinya masih dianggap sempurna.
Sumber :
0 komentar